
Oleh : Julio Leba, SH., MH *)
Beberapa pekan terakhir ini situasi ekonomi, politik, dan sosial di masyarakat sangat berdampak ke sektor ekonomi, khususnya tentang dunia investasi di bursa efek. Bayangkan bursa saham sempat jeblok sampai 15,2% secara year to date (Dihitung secara ytd 2025 dari Metrotvnews.com).
Bahkan jika dicermati lebih dalam lagi kondisi ini adalah yang paling buruk diantara negara-negara peers lainnya di Kawasan Asia. Pasar merespon situasi politik, hukum, dan pemerintahan yang terjadi di Indonesia dengan sangat berhat-hati.
Inilah yang kemudian mencapai puncaknya pada saat pemerintah memberlakukan trading halt pasa selasa 18 Maret 2025, kondisi dimana market mengalami penurunan yang sudah melebih 5% dalam satu sesi perdagangan.
Secara sederhana untuk dipahami bahwa trading halt adalah penghentian sementara aktivitas perdagangan saham ketika market atau IHSG mengalami penurunan secara drastis dalam satu hari, dalam hal ini penurunan sudah melebihi 5%.
Setelah kejadian tersebut pemerintah langsung mengambil langkah sigap, melakukan beberapa manuver secara politik yang bisa berdampak ke sisi ekonomi. Simplenya pemerintah harus cepat meyakinkan market bahwa ekonomi di Indonesia dalam keadaan baik-baik saja, tidak perlu khawatir.
Pemerintah mengumumkan para ahli ekonomi berpengalaman untuk mengisi beberapa pos tanggung jawab pada Danantara. Kemudian yang terjadi pada seminggu terakhir sebelum lebaran market langsung merespon postif hal tersebut.
Hal inilah yang akan penulis bahas agar bisa semakin dipahami seberapa solid Danantara akan menarik minat investor asing masuk kembali ke Indonesia.
A. Seberapa jJauh IHSG Berdampak ke Masyarakat?
Sebelumnya, kita semua harus mendalami seberapa jauh IHSG itu berdampak kepada masyarakat kecil? Hal ini untuk menunjukkan bahwa baik buruknya kondisi ekonomi Indonesia bisa dilihat dari seberapa positif para investor memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia. Jika prospek ekonomi tidak menjanjikan maka investor akan pergi.Jika ada harapan baik dan kepercayaan kepada pemerintah maka investor akan masuk dan menambah porsi investasinya.
Oleh karena itu, apabila IHSG anjlok maka akan berdampak kepada semua pihak:
1. Harga barang naik. Apabila kondisi IHSG drop, maka investor akan pergi dari indonesia efeknya Rupiah akan semakin melemah (Dolar Amerika menguat). Hal nyata yang terjadi kepada masyarakat adalah harga barang yang diimpor dari luar akan semakin mahal, misalnya seperti minyak mentah, barang elektronik, kendaraan. Ini disebakan karena nilai tukar rupiah melemah.
2. Pengangguran akan meningkat. IHSG turun bermakna bahwa banyak perusahaan mengalami kerugian, bisnis melemah dan sedang mengalami kesulitan ekonomi. Hal ini berdampak pada naiknya jumlah PHK oleh perusahaan yang kesulitan secara ekonomi, hal lain yang lebih baik mungkin perusahaan tidak akan membayarkan bonus karyawan, atau tidak memotong gaji bagi karyawannya (Alternatif selain PHK).
Situasi ini akan membuat daya beli di masyarakat menurun drastis. Coba disimak di tahun 2025 ini sudah berapa banyak jumlah PHK yang terjadi? Dan akibatnya pada daya beli menjelang lebaran cenderung menurun (Bandingkan dengan tahun lalu).
3. Nilai tabungan dana pensiun akan mengalami penurunan. Dampak lain dari IHSG drop adalah jumlah nilai tabungan dan investasi dana pensiuun kita akan menurun, karena secara ekonomi semua itu berkaitan langsung dengan bursa IHSG dimana imbal hasil investasi akan mengerucut pada kinerja IHSG.
4. IHSG drop artinya tidak ada peluang baru. Perusahaan yang biasa aktif berekspansi akan stop dan menunggu sampai kondisi membaik. Akibatnya proyek besar akan tertunda, peluang kerja untuk menyerap tenaga kerja juga stop, bisnis kecil lainnya yang terkait seperti kuliner, hiburan, transportasi, pariwisata, dan lainnya juga akan melemah.
5. Masyarakat akan bertanya-tanya kepada pemerintah, apa yang terjadi dengan Indonesia ke depannya. Hal ini adalah efek nyata dari trustissue masyarakat kepada negaranya, sehingga belakangan viral hastag #kaburajadulu atau ada juga #indonesia cemas #indonesiagelap.
Laju ekonomi sebuah negara secara sederhananya bisa dilihat dari fluktuasi nilai bursa saham, begitulah system perekonomian yang ada di Indoseia saat ini.
Perusahaan akan berinvestasi dan terus ekspansi melalui pasar modal, dimana banyak perusahaan yang sudah go public (Ditandai dengan tbk pada nama resmi perusahaan) akan menarik kepercayaan investor di bursa saham.
Hal ini sangat terbuka dan dengan mudah akan diawasi oleh masyarakat. Dalam sepekan kebelakang ini pemerintah langsung merespon cepat untuk mengembalikan kepercayaan publik, tepatnya seminggu sebelum lebaran pengurus Danantara resmi diumumkan.
Hal ini langsung memberi respon positif ke market. Beberapa saham bluechip mengalami kenaikan tajam seperti saham Telkom Indonesia TLKM naik 6,9% perbankan Indonesia BBRI, BMRI, BBNI juga mengalami penguatan sebesar 5,64% (Data CNBC).
B. Respon Market terhadap Danantara
BPI Danantara sebagai Sovereign Wealth Fund atau dana investasi pemerintah pada proyek-proyek berkelanjutan akan berfokus pada investasi non APBN seperti manufaktur, energi, produksi pangan, industri hilir, dan lain-lain.
Pada awal pendanaan masuk sekitar Rp 325 triliun, yang nantinya ke depan akan diproyeksikan mengelola dana mencapai Rp 14.000 triliun. Dari sisi lain penulis melihat informasi resmi tentang Dewan Pengurus Danantara menunjukkan bahwa pemerintah membawa harapan postif ke masyarakat lewat nama-nama yang ditunjuk.
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia siap menyambut para investor dengan tangan terbuka. Investasi asing maupun swasta akan semakin mempercepat pembangunan, menciptakan lapangan kerja dan tentunya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Seberapa kuat efek Danantara ini ke market?
1. Nama-nama besar di pasar saham global seperti Ray Dalio, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor, dan Thaksin Sinawatra masuk sebagai dewan penasihat. Kehadiran mereka menjadi magnet bagi investor asing di seluruh dunia bahwa Indonesia serius sekali untuk membangun bisnis dan menjamin keterbukaan.
2. Selain nama-nama global di atas, kita juga mendapati sejumlah nama beken di industri keuangan tanah air yang sudah memiliki jam terbang mumpuni, seperti CEO Rosan Roeslani, Erick Tohir, Bono Daru Adji, dan sejumlah nama lainnya yang tentunya ini menambah keyakinan market terhadap keseriusan Presiden Prabowo untuk mendukung ekonomi Indonesia.
3. Payung hukum untuk Lembaga Daya Anagata Nusantara (Danantara) resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo dalam UU Nomor 1 tahun 2025 tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola Badan Pengelola Investasi Danantara.
4. Danantara juga menunjukkan bahwa komitmen pemerintah untuk memaksimalkan profit badan usaha negara, untuk dikembangkan lagi menjadi lebih bermanfaat bagi ekonomi negara.
5. Hal lain yang juga turut mendukung adalah kuatnya pengawasan secara hukum oleh lembaga pengawas di Indonesia. Hal ini membawa keyakinan investor bahwa Danantara akan berbeda dari lembaga lainnya yang ada sebelumnya.
Semoga selama liburan panjang akhir bulan Maret ini, masyarakat yang menikmati lebaran bisa semakin optimis dengan gebrakan baru yang dibuat pemerintah. Kita perlu mendukung kebijakan ini, yang nantikan akan mambawa kesejatraan bagi semua warna negara Indonesia.
Seperti pada uraian di atas bahwa ketika IHSG membaik, ada tren positif, maka dampak yang terjadi ke masyarakat juga akan semakin bergerak ke arah yang lebih baik menuju kebangkitan ekonomi Indonesia. (*)
*) Lawyer & Legal Consultant, Specialist Investment, Banking and Insurance Bussines
Artikel ini diterbitkan ulang dengan izin dari [Julio Leonardo Leba, S.H., M.H.]. Artikel asli berjudul ‘[Danantara Memberi Harapan di Tengah Kekhawatiran Investor terhadap Kebijakan Pemerintah Indonesia, Apakah Benar?]’ dapat ditemukan di [https://www.kupangnews.com/].